Saturday 8 August 2009

Ask for Ignorance

Thanks to God, selama liburan ini cukup bisa membuat saya menulis banyak, menulis cerita sampai menulis di blog ini. Setiap saya memulai untuk menulis dimulai dari ketidaktahuan saya dalam sebuah ide, ide datang dengan sendirinya ketika kita merasa 'butuh' kita merasa 'waktunya' untuk bercerita. Seandainya semua orang suka menulis, mungkin gak ada kali ya acara TV kayak 'Curhat dengan Anjasmara' ato 'Masihkah kau mencintaiku'? ato apalah itu, yang tayang disalah satu televisi swata. Buat saya menulis adalah sahabat kedua yang telah cukup lama saya lakukan, tetapi curhat dengan Sahabat memang nomor satu, tapi saya akui, menulis bisa lebih leluasa dalam berekspresi, tidak seperti curhat kepada orang banyakan, saya masih harus menutupi sesuatu yang gak ingin saya share. "Ketidaktahuan" atau bahasa Inggrisnya biar keren "Ignorance" adalah salah satu kata yang memaksa kita untuk mencari tahu, mencari kebenaran, ato apalah bahasanya supaya kita merasakan kepuasan yang baik. Ketika kita ingin mengetahui ketidaktahuan yang kita tidak mengetahuinya (ribet banget) kita merasa berhak untuk tahu, karena rasanya kita sudah cukup terlibat dalam ketidak tahuan itu. Ketidak tahuan ada berbagaimacam bentuknya, ketidaktahuan tentang pelajaran, ketidaktahuan dimana rumah gebetan, sampe ketidak tahuan tentang rasa yang ada didalam diri. I think everybody feels this, dimana yang namanya 'Labil' adalah hal yang wajar dalam keseharian kita. Elo, Gue, Saya, Anda, Kamu, Aku, semua benci sama keadaan labil. Saat ini saya ingin berkhayal ada Doraemon yang bisa mengeluarkan alat yang bisa mengontrol ke-labil-an. "Alat Pengontrol Labil Manusiaa" (suara Doraemon saat mengeluarkan barang ajaibnya). Oppps! ini dunia nyata, I'm not kid anymore, tontonan gue bukan Pokemon lagi, malahan udah menjelajah ke kasur-kasur (maksudnya nonton DVD remaja sambil di tempat tidur) When I was child, I asked what it seems to be adult? Ketika saya menjadi ABG, saya pun bertanya bagaimana menjadi anak kuliahan? semua selalu berkutat di otak saya saat itu, Sekarang pun saya bertanya, bagaimana sih jadi orang dewasa yang banyak tanggungannya? Yep, itu pointnya, sebentar lagi mungkin saya akan merasakannya, dimana saya yang harus gantian yang bertanggung jawab pada orang tua saya, terutama bertanggung jawab pada diri sendiri, I think it's complicated ya, saya disini bukan untuk sok tua, tapi saya disini untuk ketiak tahuan itu sendiri, dimana rasa cinta monyet sama rasa cinta sedikit beneran sangat jauuuuuh berbeda. Saya menyukai seseorang sewaktu SD sudah tentu berbeda dengan saya menyanyagi seseorang saat ini. Banyak orang bilang 'pengen deh balik lagi ke masa kecil, gak banyak masalah' sampe-sampe dibuatin film '17 Again' yang diperanin oleh Zac Efron.
Mungkin masa lalu menyenangkan, dimana kita akan menjadi muda lagi, tapi saya rasa, menjadi dirikita yang sekarang adalah hal yang terbaik yang pernah dikasih Tuhan selama ini, apa lo gak capek diomelin nyokap karena masih ngompol terus? ato lo gak capek dimarahin bokap karena mecahin kaca mulu saat lo main bola tendang dirumah? Ketidak tahuan membuat saya lebih bisa menjadi apa adanya saya, dalam artian saya memang bodoh dalam suatu hal, maka saya tidak tahu tentang hal itu, saya mencari tahu segala hal yang buat saya penting, seperti saat ini, saya sedang berusaha mencari jawaban dari ketidak tahuan saya, dimana pikiran saya pun gak mampu untuk menjawab, Oh saya butuh seseorang untuk menjawab! yah, saya menanyakan pada seseorang yang sampai sekarang pun belum bisa menjawab, enath karena apa, sibuk, merasa tergangg, ato apa yang sama sekali saya gak mengerti alasannya. Hari ter-'sampah' kita bukan dimana saya kalah dengan ketidak tahuan saya itu, tetapi dimana saya memenangkan ketidak tahuan saya itu dalam bentuk tangisan bahagia yang akhirnya membuat saya lebih tahu kalo selama ini saya memang bodoh untuk yang 'satu' ini

No comments:

Post a Comment