Friday 28 August 2009

Coklat Gantung

Minggu terakhir Agustus saya mengepost di blog ini, so many things happened. Marhaban ya Ramadhan, bulan puasa uda saya jalani kurang lebih 7 hari kebelakang, dan mungkin masih menyisakan sekitar 23 hari kedepan, kalo kata orang bulan puasa adalah bulan yang banyak cobaan, bagi saya itu adalah benar, totally rite malah. Selasa besok saya udah mau masuk kuliah, seharusnya liburan beberapa minggu kemarin saya pakai buat kembali menghadap kekomputer dengan aplikasi word 2007 dan menulis cerita yang rencananya akan saya ajukan kepenerbit, bukan berdiam diri, main Facebook, Twitteran gak jelas sama Sarah Shafitri, ato sekedar memberikan informasi terkini tentang apa yang saya lakukan di Twitter. Seperti yang tadi saya bilang, many things happened. Akhir Juli adalah bulan making decision buat saya, ada beberapa masalah yang sangat membebani pikiran dan hari-hari saya, saya sendiri gak mengerti apa yang saya pikirkan dan saya rasakan saat itu, saya rasa saya memang bodoh ato lebih bagus lagi bahasanya idiot. Saya ingin hari-hari saya kembali menjadi setaun yang lalu, sebelum saya menemukan banyak hal-hal baru yang telah saya temukan, saya memang orang yang senang mengatakan apa yang saya mau katakan, tapi saya juga tau diri mana yang harus saya lakukan mana yang tidak. Juli ke Agustus cuma beda satu bulan, tapi saya merasa puasa kali ini berasa akan emnjadi dua bulan, saya seperti merasa sudah memulai berpuasa dari bulan Juli, tahan amarah, tahan segala pikiran buruk, bersabar, dan bisa menahan tangan saya untuk tidak menyalahkan diri saya sendiri. I choose no one to share, banyak teman bahkan sahabat yang perduli dengan keadaan saya, tapi saya rasa masalah pribadi hanay kita yang tau, mencari sesuatu yang menbuat saya tenang adalah hal yang ingin saya cari sekarang, begitu banyak presepsi dalam otak saya, sampai kadang-kadang membuat teman saya memaksa untuk bercerita kepada mereka, bagaimana saya bisa terlihat murung disaat teman saya tertawa lepas saat menonton 'The Proposal' beberapa waktu lalu, saya hanya menjawab: "Buat gue belum ada yang lucu yang harus buat gue menertawakan sesuatu." memang benar, saya memang kadang tertawa, otak berfikir, dan hati menjerit. Saya mengucapkan terima kasih kepada tuhan karena saya benar-benar diberi kesenangan untuk menulis, yap I think write something is better than anything, seorang laki-laki menulis apa adanya, mungkin tentang masa kecilnya yang selalu berantem sama teman SDnya, masa SMPnya yang memulai cinta, cinta monyet, Masa SMAnya yang mulai bandel-bandelnya ngerokok, sampai masa menjadi seorang mahasiswa yang lebih banyak lagi mendapatkan sesuatu hal yang cukup menarik bagi mereka. Hidup gak datar, hidup saya juga, sakit, senang, sedih, marah, kesal, berbunga-bunga, sampai jatuh cinta. Saya mencari jawaban dari semua pertanyaan dalam pikiran saya hampir sebulan lebih, dan akhirnya terjawab juga, saya selalu bilang kepada diri saya sendiri: "sesuatu yang membuat gue terobsesi adalah kebaikan, keramahan, keindahan, kecantikan, dan kerendahan" terbukti saya sayang sekali dengan Ibu saya karena kebaikannya merawat saya, saya suka sekali melihat mbak-mbak yang bekerja sebagai teller dibank karena keramahannya, saya suka sekali melihat indahnya panorama mendung dikota Jakarta saat menjelang sore yang juga menghembuskan anginnya keseluruh tubuh saya dan membayangkan saya menjadi seorang yang sendiri yang kuat bahkan mampu untuk mewujudkan semua impian saya, saya suka sekali melihat kecantikan Erin McNaught model asal Australia yang bisa membuat saya klepek-klepek, dan saya suka kerendahan hati seorang guru terhadap muridnya. Saya belum pernah menemukan keseluruhan utuh yang membuat saya bisa terobsesi kelas kakap yang bisa membuat saya benar-benar 'Diam'. Tapi itu setahun yang lalu, setahun belakangan ini saya mulai menemukan sesuatu yang bisa membuat saya terobsesi panjang, energi positif, hari-hari yang cerah, muka dengan senyuman yang bagi sebagian teman saya menjijikan, sampai terinspirasi oleh suatu hal. Saya benar-benar buta, saya benar-benar sudah gak tau diri dengan semua kondisi, sempat berfikir diri saya yang salah, tapi ternyata, bukan salah siapa-siapa. Setahun kebelakang otak saya telah diuji beberapa kali bahkan hampir tiap harinya untuk tidak memikirkan sesuatu hal yang tidak seharusnya. Cerita saya terhenti ketika saya benar-benar kehilangan inspirasi, kehilangan semangat untuk berkarya, bahkan buat tersenyum. Saya sendiri masih benar-benar tidak mengerti apa pun, anggap saya adalah bayi yang baru lahir yang masih merasakan nikmatnya dikagumi banyak orang, dikerumuni banyak orang. Tapi saya merasa sendirian ditengah-tengah sahabat-sahabat saya yang mengerumuni saya. Mereka selalu bertanya, saya diam, saya rasa the greatest best friend that I ever had adalah diri saya sendiri, sebuah ucapan hanya akan emnjadi omong kosong kita saya sendiri gak bisa 'menampar' diri saya untuk moving forward. "Saya sudah menemukan Jawabannya" saya diam, tangan saya lemas, saya mencari untuk mendapatkan apa yang saya sendiri belum tau maksudnya, saya menemukan jawaban yang membuat seluruh pikiran menjadi buyar, sampai akhirnya, terobsesi menjadi salah satu hal yang harus saya hindari mulai detik ini, ingin rasanya apa yang saya obsesikan tau akan hal ini, membaca kalimat demi kalimat yang saya tulis di blog ini, menerka-nerka apa yang saya rasakan, karena cuma dia yang tahu. Sejauh saya menulis, sejauh juga saya menuangkan beberapa beban yang ada dipikiran, saya cinta berbicara, tapi saya lebih cinta menulis, menulis adalah hal yang terbaik yang pernah saya rasakan. Saya bersyukur tuhan memberikan saya rezeki untuk mebeli jaket merah kesayangan saya yang kemarin baru saja saya pakai ketika kedinginan dimobil saat hujan turun, rasanya sangat nyaman dan hangat. apa bedanya dipeluk? saya rasa sama, mungkin jaket kesayangan saya itu pengganti pelukan yang bisa menghanagtkan dan menenangkan saya saat saya berusaha untuk marah-marah pada diri sendiri dan berusaha menjadi Moreno Soprapto dalam sehari mengendarai mobil saya dengan laju cepat tanpa ampun. saya gak perduli orang membaca ini ato tidak, yang penting saya lega, dan saya akan memulai dari awal lagi suatu cerita dan berusaha membuat diri saya sedikit idiot menjadi juara olimpiade Science sedunia.

No comments:

Post a Comment